Senin, 19 Juli 2010

Sebuah Batas

Kabut menghilang dari pandang.
Terhampar pasir menghadang.
Keringkah sekarang duniaku??
Karena batas disini hanya awal menuju akhirmu.

Bilamana aku sampai pada ujung batas yang telah kutemukan.
Apakah itu adalah awal dari perjalanan lain?
Mungkin dunia ku tetap sepi akhirnya seiring kata tak abadi.
Betapapun pilar namamu kubangun tegak berdiri.

Maka senyumku adalah jawaban tentang cinta.
Kutemukan dirimu dan kuusung pada singgasanaku
duduklah nyaman kau disitu
Kan kulayani dengan cawan emas hati

inilah aku sang pemimpi cinta yang menuntut lebih bahagia
Akulah yang menapak pasir panas yang padanya telapakku melepuh
Tapi dengan namamu akan kurasa rumput yang tumbuh
Karena padang seperti ini akan ditemui semua insan

Aku sekarang tersenyum menatap hari
Betapa akhirnya kau mungkin pergi
Seperti manusia yang pasti mati.
Tapi aku puas sudah mengukirmu dihati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar