pandang beringsut menepi
kata hanya bebunyian yang entah
kemana harus bertuju
bila ruang dada kiri yang dulu tempat bermain kini asing
rutuk menjelma bahasa
diam diam memang didalam
tapi ada terawang yang berlain lain
disitu mulai kita mencuri curi rupa
langkah langkah tak lagi satu
tak lagi mengapai dahan yang satu
tempat biasa kita berlagu lagu
lalu ranting ranting kita sebut belaka
adakah lagi kita menerka hari
yang padanya sudah membuang masa
bila kuhitung acap hasilkan bimbang
uzur yang mana yang hendak kita lampaui
bila kita membilang bilang yang tak lagi sama
berakhir dilubuk manapun, dibentuk apapun
kita memang tak lagi pandai mengukir makna
entah kita yang malah berpura pura lupa
"apa daya" adakah yang kita benci dahulu selain ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar