menunggu gerimis ini
dan mengaduknya dalam ketercekatan atas obsesi asaku
mengaduknya hingga serupa adonan kecewa kental
salahkah ?
berhujan-hujan
menendang-nendang angin
dan terkekeh dalam buritan rasa
benarkah
mengembara hingga riuh
berteriak lantang dalam hening
dan mencoba melawan pusaran makna kata
kemanakah ?
(kota itu...)
sebuah post majeur n tetap hening
separuh hati dan beberapa tetes airmata kutinggalkan dikota itu
sebagai tanda kakiku pernah menorehkan 2 suka duka
diatas hiruk pikuk aspal kehidupan
hujan menangis, KUDUS mengigil
pun kurasa hujan ini tak sama dengan hujan kemarin
tersekat sebuah ruang rindu diatas tariannya
dan sebuah 'nama' yang teranulir dlm nestapaku
aku berteriak dalam desah
mencoba beralih pada ilalang rimbun yang basah
dikota ini.....
lenguhku terasa sesak dan tercekik
(pun)
mematut-matut dan merimbang lara
berhujan-hujan supaya larut
memendamnya supaya terkubur
bhkan membencinya supaya terluka
kucoba mengenggam segumpal bahagia
menjumput nikmat cinta berambigu kesedihan
tanpa aura kelicikan dan harum arwana kecemburuan
kunikmati saja dg lahap
(dan)
dikota ini ...
malam ini...
kucoba membentak manjaku dalam hening
dan menghentikan desir tarian limbungku
--------segenap tenaga kuseret diriku membingkainya dalam keterpakuan---------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar