27 Juni 2010 jam 19:13
maa... bukalah matamu ....
dengarlah kisahku
bukan kisah ken dedes dan ambisi ken arok seperti waktu kemarin
bukan juga hikayat sebuah pintu yang manual
atau sekedar sampah berserakan ditrotoar jalan
hanya sekedar kisah kecemasanku kehilanganmu
maaf ma...
hanya kesesakan yang bisa kubagi
tapi yakinkan anakmu ini bahwa muara itu ada
bahwa ada pengakhiran yang manis dalam hidupku
ma..
kubuat sebuah roman dalam penantianku
untukmu yang tergolek lemas dipembaringan
hanya untukmu
Aku ingat lautan yang pecah dimatamu
sewaktu aku menuju jauh lepas diderit pintu
dan wewangian nafasmu yang menyapu mukaku
pada dendang penghantar kantuk sebelum fajar
aku ingat itu
ada yang tak terserap waktu
kecupan lembut dikeningku
hangatnya sungguh tak lekang dari jiwaku
aku rindu dan rindu
ma....
aku ingin kembali pada purnama yang telah jauh
pada piawai jemarimu yang lembut mengusap rambutku
barang sekejappun aku rela
aku hanya ingin mengulang ritual menyiangi rerumputan dilaman
menyusuri pematang dengan gelak kanak kanakku di pangkuanmu
ma...
rinduku memuncak, sangat...!
padamu...
pada kekasih abadi, hidup dan mati"
kumohon dengarlah sajakku yang smpat terkubur oleh keegoanku
dan beri restumu utk keberangkatanku esok...
kujelang sejengkal asa disana
seperti harap dan inginmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar